Kamis, 01 Januari 2015

MAKALAH “MASUKNYA ISLAM DAN PERKEMBANGANNYA DI ASIA TENGGARA (NEGARA MALAYSIA)” @SPI TH 1A

BAB I
PENDAHULUAN
Di Asia Tenggara, Islam merupakan kekuatan sosial yang patut diperhitungkan, karena hampir seluruh negara yang ada di Asia Tenggara penduduknya, baik mayoritas ataupun minoritas memeluk agama Islam. Misalnya, Islam menjadi agama resmi negara federasi Malaysia, Kerajaan Brunei Darussalam, negara Indonesia (penduduknya mayoritas atau sekitar 90% beragama Islam), Burma (sebagian kecil penduduknya beragama Islam), Republik Filipina, Kerajaan Muangthai, Kampuchea, dan Republik Singapura.(Muzani, 1991: 23)
Dari segi jumlah, hampir terdapat 300 juta orang di seluruh Asia Tenggara yang mengaku sebagai Muslim. Berdasar kenyataan ini, Asia Tenggara merupakan satu-satunya wilayah Islam yang terbentang dari Afrika Barat Daya hingga Asia Selatan, yang mempunyai penduduk Muslim terbesar. Asia Tenggara dianggap sebagai wilayah yang paling banyak pemeluk agama lslamnya. Termasuk wilayah ini adalah pulau-pulau yang terletak di sebelah timur lndia sampai lautan Cina dan mencakup lndonesia, Malaysia dan Filipina.
A.  Proses Masuknya Islam di Asia Tenggara
Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan melalui kegiatan kaum pedagang dan para sufi. Hal ini berbeda dengan daerah Islam di Dunia lainnya yang disebarluaskan melalui penaklulan Arab dan Turki. Islam masuk di Asia Tenggara dengan jalan damai, terbuka dan tanpa pemaksaan sehingga Islam sangat mudah diterima masyarakat Asia Tenggara.
Mengenai kedatangan Islam di negara-negara yang ada di Asia Tenggara hampir semuanya didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dengan para pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman dan Arabia Selatan. Pada abad ke-5 sebelum Masehi Kepulauan Melayu telah menjadi tempat persinggahan para pedagang yang berlayar ke Cina dan mereka telah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar Pesisir. Kondisi semacam inilah yang dimanfaatkan para pedagang Muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam pada warga sekitar pesisir.
Menurut Uka Tjandra Sasmita, prorses masukya Islam ke Asia Tenggara yang berkembang ada enam, yaitu:
1.    Saluran Perdagangan
Pada taraf permulaan, proses masuknya Islam adalah melalui perdagangan. Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat pedagangpedagang Muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia. Saluran Islamisasi melaui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Mereka berhasil mendirikan masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya. Di beberapa tempat penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai Bupati Majapahit yang ditempatkan di pesisir Utara Jawa banyak yang masuk Islam, bukan karena hanya faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi karena faktor hubungan ekonomi drengan pedagang-rpedrarrgarng Muslim. Perkembangan selanjutnya mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya.
2.    Saluran Perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi isteri saudagar-saudagar itu. Sebelum dikawin mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim.
Dalam perkembangan berikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan; tentu saja setelah mereka masuk Islam terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena raja dan adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya dengan puteri Campa yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain.
3.    Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengana jaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka juga ada yang mengawini puteri-puteri bangsawab setempat. Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mererka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini masih dikembangkan di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.
4.    Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama. Di pesantren atau pondok itu,calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar adari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwak ketempat tertentu mengajarkan Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan Sunan Giri di Giri. Kleuaran pesantren ini banyak yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan Agama Islam.
5.    Saluran Kesenian
Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran namanama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.
6.    Saluran Politik
Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam. Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.
Untuk lebih memperjelas bagaimana proses masuknya agama Islam di Asia Tenggara ini, ada 3 teori diharapkan dapat membantu memperjelas tentang penerimaan Islam yang sebenarnya:
1.    Menekankan peran kaum pedagang yang telah melembagakan diri mereka di beberapa wilayah pesisir lndonesia, dan wilayah Asia Tenggara yang lain yang kemudian melakukan asimilasi dengan jalan menikah dengan beberapa keluarga penguasa lokal yang telah menyumbangkan peran diplomatik, dan pengalaman lnternasional terhadap perusahaan perdagangan para penguasa pesisir. Kelompok pertama yang memeluk agama lslam adalah dari penguasa lokal yang berusaha menarik simpati lalu-lintas Muslim dan menjadi persekutuan dalam bersaing menghadapi pedagang-pedagang Hindu dari Jawa. Beberapa tokoh di wilayah pesisir tersebut menjadikan konversi ke agama lslam untuk melegitimasi perlawanan mereka terhadap otoritas Majapahit dan untuk melepaskan diri dari pemerintahan beberapa lmperium wilayah tengah Jawa.
2.    Menekankan peran kaum misionari dari Gujarat, Bengal dan Arabia. Kedatangan para sufi bukan hanya sebagai guru tetapi sekaligus juga sebagai pedagang dan politisi yang memasuki lingkungan istana para penguasa, perkampungan kaum pedagang, dan memasuki perkampungan di wilayah pedalaman. Mereka mampu mengkomunikasikan visi agama mereka dalam bentuknya, yang sesuai dengan keyakinan yang telah berkembang di wilayah Asia Tenggara. Dengan demikian dimungkinkan bahwa masuknya Islam ke Asia Tenggara agaknya tidak lepas dengan kultur daerah setempat.
3.    Lebih menekankan makna lslam bagi masyarakat umum dari pada bagi kalangan elite pemerintah. Islam telah menyumbang sebuah landasan ldeologis bagi kebajikan lndividual, bagi solidaritas kaum tani dan komunitas pedagang, dan bagi lntegrasi kelompok parochial yang lebih kecil menjadi masyarakat yang lebih besar. (Lapidus, 1999:720-721)
Agaknya ketiga teori tersebut bisa jadi semuanya berlaku, sekalipun dalam kondisi yang berbeda antara satu daerah dengan yang lainnya. Tidak terdapat proses tunggal atau sumber tunggal bagi penyebaran lslam di Asia Tenggara, namun para pedagang dan kaum sufi pengembara, pengaruh para murid, dan penyebaran berbagai sekolah agaknya merupakan faktor penyebaran lslam yang sangat penting.

B.  Mengenal Negara Malaysia


 







Malaysia, negara merdeka di Asia Tenggara, terdiri dari bekas federasi Malaya (negara bagian dari Johor, Kedah, Kelantan, Malaka, Negeri Sembilan, Pahang, Perak, Perlis Selangor, dan Trengganu) dan bekas jajahan Inggris dari Serawak dan selatan Kalimantan (dulu Sabah). Wilayahnya terbentuk sabit hampir 1.600 (2.575 km) memanjang dari perbatasan Thailand sampai laut Sulu.
Daratan Malaysia menjadi dua bagian terpisah yang lebih dari 250 mil (565 km) dari laut. Bagian baratnya (Malaysia) adalah bekas Federasi Malaya yang menduduki separuh bagian utara semenanjung Malaya. Bagian Timur Malaysia terdiri dari Sabah, Serawak, menduduki sebagian Pulau Kalimantan.
Dari perbatasan Thailand serangkaian pegunungan dan titik pertemuan utara selatan. Pada ujung rangkaian itu ketinggiannya mencapai lebih dari 7.000 ft (2.133 m) dan dasarnya berupa tanah lapang yang membentang sampai ke laut pada dua pantai, barat dan timur luas daerah daratan ini sudah dikosongkan dan dikembangkan pada bagian darat daerah utama, tapi sisa bagian timur relatif murni/asli. Ada juga tanah yang dialami dan diolah di sepanjang lembah-lembah sungai utama-Perak di bagian barat dan pahang di bagian timur. Gunung tertinggi adalah Gunung Tahan (7.150 ft, 2.190 m) di perbatasan Pahang-Kelantan dan Gunung Korbu (97.165 ft, 2.184 m) di Perak.
Di wilayah Kalimantan dari negara ini dan pegunungan Iran dilindungi sebagai batas alami bagian selatan dengan Indonesia. Salah satu puncaknya yaitu Obong. Ketinggiannya samapai pada 7.546 ft (2.299 m). Di bagian dalam pegunungan Sabah adalah puncak tertinggi Malaysia Puncak Kanibalu. Bentangan besar tanah lapang sepanjang pantai dan lembah rajang di Serawak.  Sekitar 75 % dari seluruh wilayah bagian Kalimantan diliputi oleh hutan. Jenis dan tipe kedua semenanjung Malaya dan bagian selatan Kalimantan adalah daerah yang relatif jarang akan hutan-hutan subur meliputi sebagian besar negara itu, dan bentangan-bentangan semak belukar dan rawa di daratan pantai. Margasatwa dari kedua daerah itu meliputi; Harimau, Gajah, Badak, dan Monyet. Ada juga Buaya, Ular dan sejumlah burung dan serangga, kerbau-kerbau air domestik digunakan dalam pengolahan sawah.
Iklim nasional yang istimewa adalah hujan yang sangat tinggi, kelembaban yang tinggi, dan temperatur yang relatif sama. Rata-rata temperatur teduh maksimumdi daratan rendah sekitar 90 % F (320C) dan minimumnya sekitar 700F (210C). Di dataran rendah pada siang hari terasa panas dan lembab, tapi pada malam hari biasanya cukup dingin. Di pantai timur Malaysia dan pantai selatan Kalimantan ada waktu tertentu selama musim hujan timur laut. Periode November sampai Maret. Dan kadang-kadang menghasilkan banjir yang berbahaya.
Sejarah  Malaysia
Sejarah modern Malaysia dimulai pada abad ke-14 dan ke-15 dengan kerajaan Malaya dari Malaka. Sedikitnya 100 tahun lebih Masa keemasan Malaya kemakmuran ini dan kerajaan yang sedang berkembang adalah pusat penyebaran Islam dan pusat kegiatan politik dan ekonomi dunia Malaya. Bagian yang sungguh-sungguh dari apa yang dikenalkan oleh kekuasaan Raja Malaka. Setelah kedatangan Portugis, kesultanan Malaya mengalami kehancuran tidak pernah lagi dilindungi, Malaka pernah dikuasai Prancis pada tahun 1511, Belanda pada tahun 1641, dan Inggris pada tahun 1985.
      i.          Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut, maka penulis akan mengemukakan pokok masalah yaitu Bagaimana Perkembangan Islam di Malaysia serta beberapa sub bab berikut :
  1. Bagaimana Proses Masuknya Islam di Malaysia ?
  2. Bagaimana Sistem Pemerintahan dan Politik di Malaysia ?
  3. Bagaimana Perkembangan dan Peradaban Islam di Malaysia ?
    ii.          Tujuan dan Kegunaannya
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah dan pemerintahan di Malaysia, sejarah masuknya islam di Malaysia, serta perkembangan dan peradaban Islam di Malaysia sampai saat ini.





BAB II
PEMBAHASAN
A.  Latar Belakang Masuknya Islam Ke Negara Malaysia
Islam sebagai suatu kekuatan yang diperhitungkan di masa pra kolonialisme dan dalam batas tertentu perjuangan kemerdekaan dalam abad dua puluh, kekuatan dan sumbangan Islam bagi perubahan sosial politik selama ini sering diabaikan, sehingga muncullah pergolakan-pergolakan di dunia Islam mengalami kebangkitan termasuk di Malaysia.
Pada awalnya, Malaysia[1] adalah kerajaan federal di Asia Tenggara yang terletak di semenanjung Malaka dan sebagian Kalimantan Timur yang penduduknya mayoritas Islam dan konstitusi sebagai agama resmi negara, sehigga syarit Islam ditegakan dengan baik dan benar. Munculnya Islam di Malaysia berkat jasa para pedagang  yang mempunyai semangat yang tinggi dalam menyiarkan dan mengembangkan Islam dari Arab melalui Malaka,[2] yang saat itu sebagai pusat perdagangan. Karena memang jalur perdagangan merupakan salah satu media yang efektif dalam mengembangkan dan menyiarkan ajaran Islam.
Malaysia dominan masyarakatnya muslim, tampak kelihatan sangat heterogen terutama bila dilihat dari segi etnis, suku dan ras mereka. Karena itu, di Malaysia dapat dijumpai sejumlah kelompok masyarakat muslim Indo-Melayu, bahkan suku Bugis dan Makassar, banyak di sana. Walaupun Malaysia sebagai salah satu negara yang masyarakatnya dominan muslim, namun tentu masih saja menimbulkan pertanyaan mengenai tempat asal datangnya Islam di sana dan bagaimana pola perkembangannya.
Islam berkembang di Malaka, sebuah kerajaan yang didirikan oleh Paraneswara. Kemudian, ia mengganti namanya menjadi Muhammad Iskandar Syah setelah menikah dengan saudara perempuan raja Pasai. Muhammad Iskandar Syah diganti oleh Muhammad Syah (1424-1444 M); Muhammad Syah diganti oleh Abu Sa'id (1444-1459 M).
Pada zaman Muzhaffar Syah, Islam disebarkan secara langsung oleh raja (sultan) sehingga mengalami perkembangan pesat dan mampu menguasai perdagangan. Ibukota kerajaan adalah Johor. Pada tahun 1511 M., Portugis menguasai Malaka, sehingga mengurangi peran Malaka sebagai pusat penyebaran Islam. Ibukota Malaka dari Johor dipindahkan ke Kepulauan Riau untuk  mengakomodasikan kepentingan bangsa Aceh. Aceh kemudian menggantikan peran Malaka sebagai pusat penyebaran Islam dan mempunyai pemerintahan yang kuat.
Sisa-sisa kekuasaan Sriwijaya "ditumpas" oleh Majapahit. Sejumlah pangeran dan prajurit melarikan diri ke berbagai wilayah Melayu. Di Pulau Jolo, terdapat kerajaan Baguinda. Menurut satu riwayat, seorang Arab yang melakukan perjalanan dari Sumatra dan Kalimantan, menikah dengan anak perempuan raja Baguinda (1450 M). Setelah itu, semua sultan Sulu menyatakan diri sebagai keturunan dari sultan pertama. Islam yang berkembang dari Sulu dan Filipina Utara di bawa oleh para pedagang dan da'i dari Malaka; sehingga Spanyol melaporkan bahwa sebelum terbentuk kesultanan Islam di Filipina, telah ada perkampungan muslim (1514 M).
Islam masuk ke Malaka (Malaysia kini) pada abad ke-7 H lewat jalur dagang. Malaka menjadi basis utama penyebaran Islam ke Kepulauan Hindia Timur (Indonesia, Malaysia, dan seterusnya). Pada abad ke-7 H/13 M, Raja Malaka sudah memeluk Islam. Malaka pun menjadi Kerajaan Islam pertama yang menyebarkan Islam, bahkan menjadi basis utama penyebaran Islam di Kepulauan Hindia Timur, sperti disebut di muka.
Malaka pernah tunduk di bawah otoritas kerajaan Thailand. Kemerdekaan nominal baru diberikan setelah Malaka membayar sejumlah upeti. Pada 808 H/ 1405 M, kerajaan Malaka dipimpin raja muslim keturunan Cina bernama Zheng He. Zheng He berhasil melindungi kerajaannya dari campur tangan Thailand hingga dapat mengumumkan kemerdekaan Malaka secara penuh. Setelah itu, Zheng He menyiapkan pasukan untuk upaya penaklukan dan penyebaran Islam di wilayah-wilayah tetangga. Kerajaan Malaka pernah dipimpin tujuh raja. Raja paling masyhur bernama Manshur Pasha. Ia digelari Pasha untuk menghormati Turki, dan tidak digelari Sultan demi menghormati Dinasti Utsmani yang masih ada. Manshur Pasha berhasil menaklukkan Semenanjung Malaya hingga perbatasan Myanmar dan beberapa wilayah Sumatera. Pada masanya, Islam dipeluk mayoritas bangsa Melayu hingga masuk ke Brunei.
Di semenanjung Malaya, pada abad ke X daerah kekuasaan kerajaan Malaka telah menerima Islam. Sampai saat ini Islam menjadi agama resmi negara federasi Malaysia.[3] Undang-undang Malaka (dikompilasi pada 1450) dengan jelas berisi hukum Islam yang menetapkan bahwa pemerintahan Malaka harus dijalankan sesuai dengan hukum Qur'ani.[4] Prasasti Trengganu, pada 1308, juga secara jelas menunjukkan pelaksanaan hukum Islam di kerajaan tersebut.[5] Di dalam Undang-Undang Pahang terdapat sekitar empat puluh dua pasal di luar keseuruhan pasal yang berjumlah enam puluh delapan yang hampir identik dengan hukum mazhab syafi'i.[6]

B.  Sistem Pemerintahan dan Politik di Negara Malaysia
1.    Sistem Pemerintahan  
Konstitusi Malaya menetapkan bahwa Yang Dipertuan Agung (Kepala Negara) dipilih oleh raja-raja negara Malaya untuk jangka waktu 5 tahun. Legislatif nasional adalah pemerintahan Federal yang terdiri atas dua departemen, dewan negara (senat) dan dewan rakyat (Departemen Kerakyatan). Kekuatan nyata eksekutif dilaksanakan oleh perdana menteri yang ditetapkan oleh kepala negara dan harus dari anggota Departemen Kerakyatan yang memerintah bagi enam kekuatan mayoritas dari keanggotaan atas saran perdana menteri. Kepala negara menunjuk kabinet dan departemen lain.
2.    Upaya Membangun Wilayah Melayunisme
Bahasa melayu adalah bahasa Islam. Yakni lahir dari dalam peradaban muslim di Asia Tenggara. Dalam khazanah kesusastraan Melayu, para ulama telah membangun dan menggunakan bahasa Melayu-Islam. Watak kedua bahasa ini telah berpengaruh pada pusaran kebudayaan Melayu dalam lingkungan masyrakat muslim di Malaysia.[7] Namun kini, setelah proses latinisasi hampir berhasil, umat islam telah kehilangan bahasa dan aktivitas tulisan melayu yang dekat dengan Islam (Qur'an). Ini bisa jadi merupakan indikasi kemerosotan budaya islam akibat tulisan arab melayu tidak digunakan lagi.
3.    Politik Malaysia Menghadapi Masalah Pattani
Pejuang Pattani memulai pergerakan militernya pada 1389 H/ 1969 M, dibantu saudara-saudara mereka di Malaysia. Di banyak kesempatan, pejuang Pattani berlindung di Kelantan, Malaysia, yang mayoritas penduduknya mendukung Partai Islam. Sementara itu Perdana Menteri Malaysia Tunku Abdurrahman menolak membantu Mujahidin Pattani karena faktor ibunya yang berasal dari Thailand. Tun Abdul Razak muncul menggantikan Tunku Abdurrahman. Kaum muslim langsung dikejutkan oleh pernyataan Tun Abdul Razak yang akan menindak tegas setiap gerakan mujahiddin Pattani.
Pemerintah Malaysia dan Thailand mulai menjalin kerjasama karena kaum komunis menjadi masalah serius bagi Malaysia dan Mujahiddin Pattani juga menjadi masalah bagi Thailand. Thailand pun menghentikan bantuannya ke kaum komunis. Begitu juga Malaysia mencabut dukungan dari kelompok Mujahiddin Pattani. Sebab itu, gerakan kaum komunis dan munjahiddin Pattani mulai berkurang. Imbas lainnya, tahun 1397 H/ 1977 M, Partai Islam dikeluarkan dari Front Kebangsaan Malaysia karena dianggap mendukung Mujahiddin Pattani. Akhirnya, Malaysia dapat mencapai kesepahaman dengan kaum komunis, sementara Thailand terus menindak tegas kelompok Mujahiddin di Pattani.
Di Malaysia, sering terjadi konflik di antara etnik Melayu (56 persen) dengan penduduk lokal asli keturunan Cina (32 persen), juga dengan etnik Hindu yang populasinya hanya sebesar 10 persen dari keseluruhan penduduk.
C.  Perkembangan dan Peradaban Islam di Malaysia
Perkembangan Islam di Malaysia ditandai dengan tumbuhnya institusi-institusi dengan baik hal ini peningkatan kesadaran beragama dalam sosial keagamaan, politik, ekonomi dan lain-lainnya, sebagai contoh sebuah oposisi Islam berkembang yaitu organisasi Kesatuan Nasional Melayu (UMNO) berusaha menyokong oposisi keagamaannya sendiri melalui perekrutan tokoh-tokoh agama dan berjanji memperjuangkan kepentingan Islam dan Pan-Melayu Islamic Party (P.M.I.P) yang menjadi juru bicara bagi permusuhan komunitas Muslim terhadap warga cina dan India. Orientasi keislaman P.M.I.P tidak hanya kepudulian ekonomi tetap juga kepedulian terhadap Perkembangan Islam.[8] Malaysia  dewasa ini semakin menunjukkan adanya pluralitas keberagamaan yang dapat memberi perlindugan bagi masyarakat non melayu yang pada umumnya menganut agama non Islam, sehingga mereka hidup berdampingan satusama lain tanpa menimbulkan gejolak.
Pada tingkat lokal orang-orang Melayu tampak solid dalam menyiarkan agama. Sistem pendidikan Islam tradisional tetap bertahan. Pondok, surau, dan madrasah muncul sebagai pusat pengajaran agama yang sangat penting. Untuk mendapatkan pendidikan lanjutan di bidang pengetahuan agama, orang masih tetap harus mencarinya di Timur Tengah. Di tingkat desa kaum ulama tetap merupakan pimpinan sosial dan keagamaan orang-orang Melayu. Orang-orang Melayu di Malaka sangat sedikit yang mendapat pendidikan modern yang lebih tinggi. Di bidang ekonomi, mayoritas orang-orang melayu bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Kelas para pedagang melayu tiba-tiba tersingkir. Hanya kaum muslim yang bersifat kosmopolitan sajalah yang bisa bertahan. Pola perkembangan yang tidak seimbang antara orang-orang melayu dan orang-orang imigran pun muncul. Inilah yang memicu dan memacuorang-orang melayu untuk bangkit.[9]
Pada masa pemerintahan Inggris, urusan-urusan agama dan adat melayu lokal berada di bawah yurisdiksi sultan-sultan dan hal ini diatur melalui sebuah departemen , sebuah dewan ataupun kantor sultan. Tetapi setelah 1948, setiap negara bagian dalam federasi malaya telah membentuk sebuah departemen urusan agama. Orang-orang muslim di Malaysia juga tunduk pada hukum Islam yang diterapkan sebagai hukum status pribadi, dan tunduk pada yurisdiksi pengadilan agama (mahkamah syariah) yang diketuai oleh hakim agama. Bersamaan dengan itu, pendidikan agama Islam di Malaysia telah diberi dimensi baru dengan dibentuknya fakultas-fakultas dan jurusan-jurusan agama di berbagai universitas.[10]
Di Malaysia, penduduk muslim tidak lebih dari 55 persen dari seluruh jumlah penduduk. Meskipun tidak semua orang muslim adalah Melayu, secara konstitusional, orang Melayu mesti muslim.[11]
Peranan Islam dalam politik lebih kentara di Malaysia terutama di tahun 1980-an. Saat ini merupakan faktor krusial baik di tingkat nasional maupun lokal. PAS menyatakan dalam kampanye untuk membentuk negara Islam.[12] Partai ini mendapat dukungan masyarakatyang cukup besar di negara-negara yang didominasi muslim seperti Kelantan, Trengganu, Kedah, dan Perlis.
Diantara organisasi Islam lain, Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) berada di barisan terdepan dalam mempromosikan citra positif tentang Islam kepada kaum muslim dan juga masyrakat non-muslim. Darul Arqam di sisi lain, membentuk gerakan nonpolitik yang bertujuan mewujudkan gaya hidup sebagaimana dijalankan oleh masyarakat Islam pertama di zaman Nabi Muhammad SAW. Orang-orang Melayu disengaja ataupun tidak, tetapi memiliki hubungan baikdengan sesama warga yang nonmuslim.[13]
Partai oposisi Islam dengan lantang meminta syari'ah menggantikan sistem hukum Malaysia yang berasas Inggris dan menuntut agar Al-Qur'an serta Sunnah menggantikan konstitusi kafir buatan manusia. Pemerintah telah menjalankan program Islamisasinya sendiri untuk menghadapi tantangan-tantangan baru.
Di Malaysia, seperti di banyak negara Muslim lain, Islam telah menjadi ideologi utama kaum oposisi. Model Barat tak lagi dicari untuk penyembuhan penyakit-penyakit masyarakat. Bagi para aktivis Islam, suatu kerangka ideologi baru membentuk dasar kepercayaan dan cara hidup. Keyakinan ini mencakup:
1.    Islam adalah suatu cara hidup yang luas. Agama itu terintegrasi dalam politik, negara, hukum dan masyrakat.
2.    Masyarakat Muslim gagal karena mereka meyimpang dari pemahaman Islam ini dengan cara mengikuti nilai dan ideologi materialistis sekuler barat.
3.    Pembaruan menuntut suatu revolusi sosial dan politik Islam yang berinspirasikan Al-Qur'an dan Muhammad, pemimpin gerakan Islam yang pertama.
4.    Memantapkan kembali peraturan-peraturan Allah, hukum-hukum sipil yang diilhami Barat harus digantikan hukum-hukum Islam yang merupakan blue print masyrakat muslim.
5.    Westernisasi masyrakat dikutuk, sementara modernisasi tidak. Sains dan teknologi diterima, tetapi tunduk pada Islam agar mengawalnya terhadap infiltrasi nilai-nilai barat.[14]

Kebangkitan Islam di Malaysia bukanlah suatu gerakan monolitik. Organisasi dan para aktivis Islam berkisar dari moderat sampai radikal, dari pro sampai anti pemerintah. Ideologi, strategi, dan kegiatan mereka beragam. ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia) yang moderat,  sambil menganjurkan pembentukan suatu negara Islam, menekankan Islamisasi ummah lebih dulu. Partai oposisi Islam radikal PAS (Partai Islam Se-Malaysia) menuntut ditegakkannya segera suatu bangsa Islam dengan Al-Qur'an dan sunnah sebagai konstitusi negara. Pemerintah dan pendukungnya dicap kafir yang tak punya hak legitimasi untuk memerintah. Dalam menanggapi tekanan kebangkitan Islam, pemerintah berpeganf pada suatu kebijaksanaan Islamisasi sendiri, suatu proses langkah demi langkah untuk menanamkan nilai-nilai Islam dan memperkenalkan lembaga-lembaga berversi Islam seperti bank, asuransi, dan pegadaian.
Kebangkitan kembali Islam bukanlah suatu fenomena baru di Malaysia. Islam selalu merupakan suatu kekuatan dalam politik Malaysia.[15] Sejak awal abad XX, dibawah pemerintahan penjajahan Inggris, arus imigran Cina yang mendominasi ekonomi setempat, suatu sistem baru tentang hak pemilikan tanah yang mengusahakan bantuan tanah-tanah luas untuk kepentingan pertambangan Eropa dan hutan-hutan yang diubah menjadi perkebunan-perkebunan Inggris yang luas, diperkenalkannya sistem sekolah bergaya Barat untuk menggantikan pondok tua, sekolah-sekolah berasrama[16], serta ide-ide penyebaran pembaruan Islam melalui sistem madrasah modern,[17] semuanya menambah politisasi yang sedang bertambah tentang Melayu dan suatu pencarian pemecahan masalah keterbelakangan Melayu dan pendominasian oleh penjajah Barat. Dipengaruhi gerakan modernis Mesir dibawah pimpinan Syed Jamaluddin al-Afghani dan Syaikh Muhammad Abduh, reformis Melayu memerangi pemerintahan kolonial, mengritik birokrasi dan menentang kekuasaan konstitusional para sultan dalam urusan-urusan agama. Mereka menuntut dikembalikannya kemurnian Islam awal dan perkembangan sistem pendidikan sekunder dan tersier Melayu.



 

BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Malaysia merupakan bagian dari Kepulauan Nusantara yang dikuasai Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Islam masuk ke Malaysia dibawa oleh para pedagang dari Gujarat pada sekitar abad ke-9, bersamaan dengan masuknya Islam ke Kepulauan Nusantara. Pengaruh Barat masuk bersamaan dengan mendaratnya para pelaut Portugis di pesisir Malaka pada tahun 1511. Dari sini, mereka meluaskan koloninya ke Kepulauan Nusantara yang kemudian dikenal sebagai Indonesia.
Islam masuk pertama kali di Malaysia dibawah oleh pedagang Gujarat sekitar abad kesembilan dengan pola penerimaan bottom up yang selanjutnya mengalami perkembangan melalui proses pola top down. Setelah memasuki abad ke-15 Islam di Malaysia mengalami perkembangan yang signifikan dengan ditandai banyaknya bangunan masjid bahkan telah dibangun lembaga pendidikan Madrasah Al-Mursyidiyah. Dan awal abad ke-20 dengan ciri khas perkembangan Islam oleh adanya koordinasi sultan-sultan di setiap negara bagian dalam menegakkan hukum Islam. Setelah masa kemerdekaan perkembangan pemeluk Islam dari segi kuantitasnya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Masyarakat muslim Malaysia dengan jumlah besar senantiasa menjalankan ajaran keagamaannya dengan baik dan benar. Mereka tekun menjalankan ibadah baik yang wajib maupun yang sunnat, mereka memiliki moralitas yang baik (akhlakul karimah).

B.  SARAN
Semoga dengan adanya makalah yang berjudul tentang “Masuknya Islam dan Perkembangannya di Asia Tenggara (Negara Malaysia)” ini bisa menjadi bahan pengajaran untuk kita selaku mahasiswa dan bila ada kekurangan dari makalah ini, penulis mohon maaf dengan sebesar-besarnya, karena setiap manusia pasti tidak luput dari kesalahan dan dosa, tapi setidaknya penulis telah berusaha untuk menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Bagi pembaca, penulis mohon agar dapat memberikan kritik dan sarannya tentang makalah ini, supaya hal itu bisa menjadi evaluasi bagi penulis agar menjadi lebih baik lagi kedepannya.   


DAFTAR PUSTAKA

Supriyadi, Dedi, Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. 2008
Thohir, Ajid, Studi Kawasan Dunia Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 2009
Anwar, Zainah, Kebangkitan Islam di Malaysia. Jakarta: LP3ES. 1990. Cet. ke-1
A. Ibrahim, Qasim dan Muhammad A. Saleh, Buku Pintar SEJARAH ISLAM (Jejak Langkah Peradaban Islam dari Masa Nabi Hingga Masa Kini). Jakarta: Zaman. 2014. Cet. ke-2
Sejarah Peradaban Islam/Islam Di Asia Tenggara_Aqius Blog.htm (di akses tgl 09 Desember 2014)
Sejarah Peradaban Islam/Perkembangan Islam Di Malaysia_Muhdahlan's Blog.htm (di akses tgl 09 Desember 2014)




[1] merupakan bagian dari Kepulauan Nusantara yang dikuasai Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Islam masuk ke Malaysia dibawa oleh para pedagang dari Gujarat pada sekitar abad ke-9, bersamaan dengan masuknya Islam ke Kepulauan Nusantara. Pengaruh Barat masuk bersamaan dengan mendaratnya para pelaut Portugis di pesisir Malaka pada tahun 1511. Dari sini, mereka meluaskan koloninya ke Kepulauan Nusantara yang kemudian dikenal sebagai Indonesia. Lihat http://www.al-shia.org/html/id/service/Info-Negara-Muslim/Malaysia.htm
[2] Marsal GS Hodgson, The Ventural of Islam vol. II (Chicago: University of Chicago Pres, 1997), h. 548.
[3]Undang-Undang Federal menyatakan bahwa Islam adalah agama federasi. Undang-Undang Federal bag. 1, Pasal 3 (1). Pembahasan tentang hal ini, lihat L.A. Sheridan dan H.E. Grovesd, "TheConstitution of Malaysia", Malaysia Law Journal, Singapore, 1979, hlm. 35-37.
[4]Lain Yok Fang, Undang-Undang Melaka, (The Hague: Martinus Nijjhoff, 1976), hlm. 163.
[5]M.B. Hooker, loc.cit. hlm. 130-135.
[6]Ibid
[7]Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu, Cetakan Pertama, (Bandung: Mizan, 1990), hlm. 68. Lihat Nurcholis Madjid, Islam Agama Kemanusiaan dan Peradaban, Cetakan Pertama, (Jakarta: Paramadina, 1996).
[8]Ira M Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam : BagianKetiga diterjemahkan Ghufron A Mas’adi dengan judul A History of Islamic Soietes (Cet. I; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), h. 357.
[9]Mohammad Abu Bakar, "Islam dan Nasionalisme pada Masyrakat Melayu Dewasa ini" dalam Taufik Abdullah dan Sharon Siddique (Ed.), Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta: LP3ES, 1989), hlm. 165.
[10]Mohammad Taib Usman, "Peng-Islaman orang-orang Melayu, Suatu Transformasi Budaya" dalam Ahmad Ibrahim (Et. al.), Islam di Asia Tenggara, Perspektif Sejarah, Cetakan Pertama, (Jakarta: LP3ES, 1989), hlm. 95-96. Baca pula Ahmad Ibrahim, "Menuju Suatu Hukum Islam bagi muslim Malaysia" dalam Sudirman Teba (Ed.), Perkembangan Mutakhir Hukum Islam di Asia Tenggara, Studi Kasus Hukum Keluarga dan Pengkodifikasiannya, Cetakan Pertama, (Bandung: Mizan, 1993), hlm. 91-108.

[11]Federal Constitution, Pasal 160 (2).
[12]Bandingkan dengan diskusi-diskusi politik antara Islam versus nasionalisme di berbagai negara dan lingkungan elite dan preasure group yang kritis di lingkaran ini.
[13]Baca Darul Arqam, "Gerakan Fundamentalisme yang Modernis", dalam Ulumul Quran, Jurnal Ilmu dan Kebudayaan, April-Juni, Nomor 1, 1989, hlm. 63-67.
[14]John L. Esposito, "Islam in the Politics of the Middle East". Current History (Februari 1986), hal. 53.
[15]Studi baik yang  telah menelusuri peranan Islam dalam Pembangunan Politik Melayu, lihat Firfaus Haji Abdullah, Radical Malay Politic: Its Origins and Early Development (Petaling Jaya: Pelanduk Publications, 1985).
[16]Pondok adalah sekolah agama berasrama yang tradisonal yang mendominasi sistem pendidikan Melayu pada awal abad ini. Para santrinya belajar dan shalat di Pondok yang dibangun dalam kompleks rumah Tuan Guru (guru) dan tinggal di pondok-pondok yang lebih kecil yang berserakan disekitar dua bangunan utama inki. Sekolah pondok masih dapat dilihat di wilayah yang banyak persawahan di Kelantan dan Kedah.
[17]Sistem madrasah adalah perkembangan pondok gaya lama. Perubahan mencolok adalah penekanan yang sama pada kehidupan duniawi yang bertentangan dengan pondok yang melulu spiritual. Menurut Firdaus Abdullah, dalam bukunya Radical Malay Politics, Madrasah menggabungkan penanaman kepentingan dalam hal ihwal dunia dengan bangunan reformis dan menghilangkan hubungan guru-murid tradisional dan sifat fanatik yang ada pada sistem pondok. Kombinasi ini selanjutnya akan mendorong siswa atas hal-hal yang politis sambil membekali motif agama dan sikap kepemimpinan yang siap pakai.

3 komentar:

  1. Semoga berkah dan bermanfaat ya teman.. bisa kok untuk dijadikan sumber sebagai bahan belajar... :)

    BalasHapus
  2. INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN NYOMAN DI NMR 0 8 5 1 4 5 2 9 7 1 6 7 JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 7X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT


    INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN NYOMAN DI NMR 0 8 5 1 4 5 2 9 7 1 6 7 JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 7X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT


    INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN NYOMAN DI NMR 0 8 5 1 4 5 2 9 7 1 6 7 JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 7X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT

    BalasHapus
  3. Saya Sangat BerTerima kasih Atas Bantuan Angka Ritual MBAH…Angka MBAH EROK PRANAL Tembus 100%…Saya udah kemana-mana mencari angka yang mantap selalu gak ada hasilnya…sampai- sampai hutang malah menumpuk…tanpa sengaja seorang teman lagi cari nomer jitu di internet…Kok ketemu NomoR MBAH EROK PRANAL..Saya coba beli Paket 4D ternyata Tembus…dan Bagai di sambar Petir..Ternyata Angka Ritual Ghoib MBAH EROK PRANAL…Yang SaYa Minta Tembus 4D…Baru kali ini saya mendapat angka ritual yang benar-benar Mantap…Bagi saudara yang ingin merubah Nasib seperti saya…Anda Bisa CALL/SMS Di Nomer MBAH EROK PRANAL 085 377 797 151.(((Buktikan Aja Sendiri Saudara-Saudari)))

    BalasHapus