BAB
I
PENDAHULUAN
Di Asia Tenggara, Islam merupakan kekuatan
sosial yang patut diperhitungkan, karena hampir seluruh negara yang ada di Asia
Tenggara penduduknya, baik mayoritas ataupun minoritas memeluk agama Islam.
Misalnya, Islam menjadi agama resmi negara federasi Malaysia, Kerajaan Brunei
Darussalam, negara Indonesia (penduduknya mayoritas atau sekitar 90% beragama
Islam), Burma (sebagian kecil penduduknya beragama Islam), Republik Filipina,
Kerajaan Muangthai, Kampuchea, dan Republik Singapura.(Muzani, 1991: 23)
Dari segi jumlah, hampir terdapat 300 juta
orang di seluruh Asia Tenggara yang mengaku sebagai Muslim. Berdasar kenyataan
ini, Asia Tenggara merupakan satu-satunya wilayah Islam yang terbentang dari
Afrika Barat Daya hingga Asia Selatan, yang mempunyai penduduk Muslim terbesar.
Asia Tenggara dianggap sebagai wilayah yang paling banyak pemeluk agama
lslamnya. Termasuk wilayah ini adalah pulau-pulau yang terletak di sebelah
timur lndia sampai lautan Cina dan mencakup lndonesia, Malaysia dan Filipina.
A. Proses Masuknya Islam di Asia Tenggara
Islam masuk ke Asia Tenggara
disebarluaskan melalui kegiatan kaum pedagang dan para sufi. Hal ini berbeda
dengan daerah Islam di Dunia lainnya yang disebarluaskan melalui penaklulan
Arab dan Turki. Islam masuk di Asia Tenggara dengan jalan damai, terbuka dan
tanpa pemaksaan sehingga Islam sangat mudah diterima masyarakat Asia Tenggara.
Mengenai kedatangan Islam di
negara-negara yang ada di Asia Tenggara hampir semuanya didahului oleh
interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dengan para pedagang Arab,
India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman dan Arabia Selatan. Pada abad ke-5
sebelum Masehi Kepulauan Melayu telah menjadi tempat persinggahan para pedagang
yang berlayar ke Cina dan mereka telah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar
Pesisir. Kondisi semacam inilah yang dimanfaatkan para pedagang Muslim yang
singgah untuk menyebarkan Islam pada warga sekitar pesisir.
Menurut Uka Tjandra Sasmita, prorses
masukya Islam ke Asia Tenggara yang berkembang ada enam, yaitu:
1.
Saluran Perdagangan
Pada taraf permulaan, proses masuknya
Islam adalah melalui perdagangan. Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad
ke-7 hingga ke-16 membuat pedagangpedagang Muslim (Arab, Persia dan India)
turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara
dan Timur Benua Asia. Saluran Islamisasi melaui perdagangan ini sangat
menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan
perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Mereka berhasil
mendirikan masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah
mereka menjadi banyak, dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa
dan kaya-kaya. Di beberapa tempat penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai
Bupati Majapahit yang ditempatkan di pesisir Utara Jawa banyak yang masuk
Islam, bukan karena hanya faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi
karena faktor hubungan ekonomi drengan pedagang-rpedrarrgarng Muslim.
Perkembangan selanjutnya mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan kekuasaan
di tempat-tempat tinggalnya.
2.
Saluran Perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim
memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga
penduduk pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi
isteri saudagar-saudagar itu. Sebelum dikawin mereka diislamkan terlebih
dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas,
akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim.
Dalam perkembangan berikutnya, ada pula
wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan; tentu saja setelah mereka
masuk Islam terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan
apabila antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak
adipati, karena raja dan adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat
proses Islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau sunan
Ampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan puteri Kawunganten,
Brawijaya dengan puteri Campa yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja
pertama Demak) dan lain-lain.
3.
Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi
mengajarkan teosofi yang bercampur dengana jaran yang sudah dikenal luas oleh
masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal magis dan mempunyai
kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka juga ada yang mengawini
puteri-puteri bangsawab setempat. Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang diajarkan
kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mererka yang
sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan
diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung
persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri di
Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini
masih dikembangkan di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.
4.
Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui
pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru
agama, kiai-kiai dan ulama. Di pesantren atau pondok itu,calon ulama, guru
agama dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar adari pesantren,
mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwak ketempat tertentu
mengajarkan Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden rahmat di
Ampel Denta Surabaya, dan Sunan Giri di Giri. Kleuaran pesantren ini banyak
yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan Agama Islam.
5.
Saluran Kesenian
Saluran Islamisasi melaui kesenian yang
paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah
tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah
pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan
kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita
Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran namanama
pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi,
seperti sastra (hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.
6.
Saluran Politik
Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan
rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh
politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Di samping itu,
baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demi kepentingan
politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam.
Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan
Islam itu masuk Islam.
Untuk lebih memperjelas bagaimana proses
masuknya agama Islam di Asia Tenggara ini, ada 3 teori diharapkan dapat
membantu memperjelas tentang penerimaan Islam yang sebenarnya:
1.
Menekankan peran kaum pedagang
yang telah melembagakan diri mereka di beberapa wilayah pesisir lndonesia, dan
wilayah Asia Tenggara yang lain yang kemudian melakukan asimilasi dengan jalan
menikah dengan beberapa keluarga penguasa lokal yang telah menyumbangkan peran
diplomatik, dan pengalaman lnternasional terhadap perusahaan perdagangan para
penguasa pesisir. Kelompok pertama yang memeluk agama lslam adalah dari
penguasa lokal yang berusaha menarik simpati lalu-lintas Muslim dan menjadi
persekutuan dalam bersaing menghadapi pedagang-pedagang Hindu dari Jawa.
Beberapa tokoh di wilayah pesisir tersebut menjadikan konversi ke agama lslam
untuk melegitimasi perlawanan mereka terhadap otoritas Majapahit dan untuk
melepaskan diri dari pemerintahan beberapa lmperium wilayah tengah Jawa.
2.
Menekankan peran kaum misionari
dari Gujarat, Bengal dan Arabia. Kedatangan para sufi bukan hanya sebagai guru
tetapi sekaligus juga sebagai pedagang dan politisi yang memasuki lingkungan
istana para penguasa, perkampungan kaum pedagang, dan memasuki perkampungan di
wilayah pedalaman. Mereka mampu mengkomunikasikan visi agama mereka dalam
bentuknya, yang sesuai dengan keyakinan yang telah berkembang di wilayah Asia
Tenggara. Dengan demikian dimungkinkan bahwa masuknya Islam ke Asia Tenggara
agaknya tidak lepas dengan kultur daerah setempat.
3.
Lebih menekankan makna lslam bagi
masyarakat umum dari pada bagi kalangan elite pemerintah. Islam telah
menyumbang sebuah landasan ldeologis bagi kebajikan lndividual, bagi
solidaritas kaum tani dan komunitas pedagang, dan bagi lntegrasi kelompok
parochial yang lebih kecil menjadi masyarakat yang lebih besar. (Lapidus,
1999:720-721)
Agaknya ketiga teori tersebut bisa jadi
semuanya berlaku, sekalipun dalam kondisi yang berbeda antara satu daerah
dengan yang lainnya. Tidak terdapat proses tunggal atau sumber tunggal bagi
penyebaran lslam di Asia Tenggara, namun para pedagang dan kaum sufi
pengembara, pengaruh para murid, dan penyebaran berbagai sekolah agaknya
merupakan faktor penyebaran lslam yang sangat penting.
B. Mengenal Negara Malaysia
Malaysia,
negara merdeka di Asia Tenggara, terdiri dari bekas federasi Malaya (negara
bagian dari Johor, Kedah, Kelantan, Malaka, Negeri Sembilan, Pahang, Perak,
Perlis Selangor, dan Trengganu) dan bekas jajahan Inggris dari Serawak dan
selatan Kalimantan (dulu Sabah). Wilayahnya terbentuk sabit hampir 1.600 (2.575
km) memanjang dari perbatasan Thailand sampai laut Sulu.
Daratan
Malaysia menjadi dua bagian terpisah yang lebih dari 250 mil (565 km) dari
laut. Bagian baratnya (Malaysia) adalah bekas Federasi Malaya yang menduduki
separuh bagian utara semenanjung Malaya. Bagian Timur Malaysia terdiri dari
Sabah, Serawak, menduduki sebagian Pulau Kalimantan.
Dari
perbatasan Thailand serangkaian pegunungan dan titik pertemuan utara selatan.
Pada ujung rangkaian itu ketinggiannya mencapai lebih dari 7.000 ft (2.133 m)
dan dasarnya berupa tanah lapang yang membentang sampai ke laut pada dua
pantai, barat dan timur luas daerah daratan ini sudah dikosongkan dan
dikembangkan pada bagian darat daerah utama, tapi sisa bagian timur relatif murni/asli. Ada juga tanah yang dialami dan diolah di
sepanjang lembah-lembah sungai utama-Perak di bagian barat dan pahang di bagian
timur. Gunung tertinggi adalah Gunung Tahan (7.150 ft, 2.190 m) di perbatasan
Pahang-Kelantan dan Gunung Korbu (97.165 ft, 2.184 m) di Perak.
Di wilayah Kalimantan dari negara ini dan pegunungan Iran
dilindungi sebagai batas alami bagian selatan dengan Indonesia. Salah satu
puncaknya yaitu Obong. Ketinggiannya samapai pada 7.546 ft (2.299 m). Di bagian
dalam pegunungan Sabah adalah puncak tertinggi Malaysia Puncak Kanibalu.
Bentangan besar tanah lapang sepanjang pantai dan lembah rajang di Serawak. Sekitar 75 % dari seluruh wilayah bagian
Kalimantan diliputi oleh hutan. Jenis dan tipe kedua semenanjung Malaya dan
bagian selatan Kalimantan adalah daerah yang relatif jarang akan hutan-hutan
subur meliputi sebagian besar negara itu, dan bentangan-bentangan semak belukar
dan rawa di daratan pantai. Margasatwa dari kedua daerah itu meliputi; Harimau,
Gajah, Badak, dan Monyet. Ada juga Buaya, Ular dan sejumlah burung dan
serangga, kerbau-kerbau air domestik digunakan dalam pengolahan sawah.
Iklim nasional yang istimewa adalah hujan yang sangat tinggi, kelembaban
yang tinggi, dan temperatur yang relatif sama. Rata-rata temperatur teduh
maksimumdi daratan rendah sekitar 90 % F (320C) dan minimumnya
sekitar 700F (210C). Di dataran rendah pada siang hari terasa
panas dan lembab, tapi pada malam hari biasanya cukup dingin. Di pantai timur
Malaysia dan pantai selatan Kalimantan ada waktu tertentu selama musim hujan
timur laut. Periode November sampai Maret. Dan kadang-kadang menghasilkan
banjir yang berbahaya.
Sejarah Malaysia
Sejarah modern Malaysia dimulai pada abad ke-14 dan ke-15 dengan kerajaan
Malaya dari Malaka. Sedikitnya 100 tahun lebih Masa keemasan Malaya kemakmuran
ini dan kerajaan yang sedang berkembang adalah pusat penyebaran Islam dan pusat
kegiatan politik dan ekonomi dunia Malaya. Bagian yang sungguh-sungguh dari apa
yang dikenalkan oleh kekuasaan Raja Malaka. Setelah kedatangan Portugis,
kesultanan Malaya mengalami kehancuran tidak pernah lagi dilindungi, Malaka
pernah dikuasai Prancis pada tahun 1511, Belanda pada tahun 1641, dan Inggris
pada tahun 1985.
i.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut, maka
penulis akan mengemukakan pokok masalah yaitu Bagaimana Perkembangan Islam di
Malaysia serta beberapa sub bab berikut :
- Bagaimana Proses Masuknya Islam di Malaysia ?
- Bagaimana Sistem Pemerintahan dan Politik di Malaysia ?
- Bagaimana Perkembangan dan Peradaban Islam di Malaysia ?
ii.
Tujuan dan Kegunaannya
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah dan pemerintahan di
Malaysia, sejarah masuknya islam di Malaysia, serta perkembangan dan peradaban
Islam di Malaysia sampai saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Masuknya Islam Ke Negara Malaysia
Islam sebagai suatu kekuatan yang diperhitungkan di masa pra kolonialisme
dan dalam batas tertentu perjuangan kemerdekaan dalam abad dua puluh, kekuatan
dan sumbangan Islam bagi perubahan sosial politik selama ini sering diabaikan,
sehingga muncullah pergolakan-pergolakan di dunia Islam mengalami kebangkitan
termasuk di Malaysia.
Pada awalnya, Malaysia[1] adalah kerajaan federal di Asia Tenggara yang
terletak di semenanjung Malaka dan sebagian Kalimantan Timur yang penduduknya
mayoritas Islam dan konstitusi sebagai agama resmi negara, sehigga syarit Islam
ditegakan dengan baik dan benar. Munculnya Islam di Malaysia berkat jasa para
pedagang yang mempunyai semangat yang tinggi dalam menyiarkan dan
mengembangkan Islam dari Arab melalui Malaka,[2]
yang saat itu sebagai pusat perdagangan. Karena memang jalur perdagangan
merupakan salah satu media yang efektif dalam mengembangkan dan menyiarkan
ajaran Islam.
Malaysia dominan masyarakatnya muslim,
tampak kelihatan sangat heterogen terutama bila dilihat dari segi etnis, suku
dan ras mereka. Karena itu, di Malaysia dapat dijumpai sejumlah kelompok
masyarakat muslim Indo-Melayu, bahkan suku Bugis dan Makassar, banyak di sana.
Walaupun Malaysia sebagai salah satu negara yang masyarakatnya dominan muslim,
namun tentu masih saja menimbulkan pertanyaan mengenai tempat asal datangnya
Islam di sana dan bagaimana pola perkembangannya.
Islam berkembang di Malaka, sebuah kerajaan yang
didirikan oleh Paraneswara. Kemudian, ia mengganti namanya menjadi Muhammad
Iskandar Syah setelah menikah dengan saudara perempuan raja Pasai. Muhammad
Iskandar Syah diganti oleh Muhammad Syah (1424-1444 M); Muhammad Syah diganti
oleh Abu Sa'id (1444-1459 M).
Pada zaman Muzhaffar Syah, Islam disebarkan secara
langsung oleh raja (sultan) sehingga mengalami perkembangan pesat dan mampu
menguasai perdagangan. Ibukota kerajaan adalah Johor. Pada tahun 1511 M.,
Portugis menguasai Malaka, sehingga mengurangi peran Malaka sebagai pusat
penyebaran Islam. Ibukota Malaka dari Johor dipindahkan ke Kepulauan Riau
untuk mengakomodasikan kepentingan
bangsa Aceh. Aceh kemudian menggantikan peran Malaka sebagai pusat penyebaran
Islam dan mempunyai pemerintahan yang kuat.
Sisa-sisa kekuasaan Sriwijaya "ditumpas" oleh
Majapahit. Sejumlah pangeran dan prajurit melarikan diri ke berbagai wilayah
Melayu. Di Pulau Jolo, terdapat kerajaan Baguinda. Menurut satu riwayat,
seorang Arab yang melakukan perjalanan dari Sumatra dan Kalimantan, menikah
dengan anak perempuan raja Baguinda (1450 M). Setelah itu, semua sultan Sulu
menyatakan diri sebagai keturunan dari sultan pertama. Islam yang berkembang
dari Sulu dan Filipina Utara di bawa oleh para pedagang dan da'i dari Malaka;
sehingga Spanyol melaporkan bahwa sebelum terbentuk kesultanan Islam di
Filipina, telah ada perkampungan muslim (1514 M).
Islam masuk ke Malaka (Malaysia kini) pada abad ke-7 H
lewat jalur dagang. Malaka menjadi basis utama penyebaran Islam ke Kepulauan
Hindia Timur (Indonesia, Malaysia, dan seterusnya). Pada abad ke-7 H/13 M, Raja
Malaka sudah memeluk Islam. Malaka pun menjadi Kerajaan Islam pertama yang menyebarkan
Islam, bahkan menjadi basis utama penyebaran Islam di Kepulauan Hindia Timur,
sperti disebut di muka.
Malaka pernah tunduk di bawah otoritas kerajaan Thailand.
Kemerdekaan nominal baru diberikan setelah Malaka membayar sejumlah upeti. Pada
808 H/ 1405 M, kerajaan Malaka dipimpin raja muslim keturunan Cina bernama
Zheng He. Zheng He berhasil melindungi kerajaannya dari campur tangan Thailand
hingga dapat mengumumkan kemerdekaan Malaka secara penuh. Setelah itu, Zheng He
menyiapkan pasukan untuk upaya penaklukan dan penyebaran Islam di
wilayah-wilayah tetangga. Kerajaan Malaka pernah dipimpin tujuh raja. Raja
paling masyhur bernama Manshur Pasha. Ia digelari Pasha untuk menghormati
Turki, dan tidak digelari Sultan demi menghormati Dinasti Utsmani yang masih
ada. Manshur Pasha berhasil menaklukkan Semenanjung Malaya hingga perbatasan
Myanmar dan beberapa wilayah Sumatera. Pada masanya, Islam dipeluk mayoritas
bangsa Melayu hingga masuk ke Brunei.
Di semenanjung Malaya, pada abad ke X daerah kekuasaan kerajaan
Malaka telah menerima Islam. Sampai saat ini Islam menjadi agama resmi negara
federasi Malaysia.[3]
Undang-undang Malaka (dikompilasi pada 1450) dengan jelas berisi hukum Islam
yang menetapkan bahwa pemerintahan Malaka harus dijalankan sesuai dengan hukum
Qur'ani.[4] Prasasti
Trengganu, pada 1308, juga secara jelas menunjukkan pelaksanaan hukum Islam di
kerajaan tersebut.[5]
Di dalam Undang-Undang Pahang terdapat sekitar empat puluh dua pasal di luar
keseuruhan pasal yang berjumlah enam puluh delapan yang hampir identik dengan
hukum mazhab syafi'i.[6]
B. Sistem Pemerintahan dan Politik di Negara Malaysia
1.
Sistem Pemerintahan
Konstitusi Malaya menetapkan bahwa Yang Dipertuan Agung
(Kepala Negara) dipilih oleh raja-raja negara Malaya untuk jangka waktu 5 tahun.
Legislatif nasional adalah pemerintahan Federal yang terdiri atas dua
departemen, dewan negara (senat) dan dewan rakyat (Departemen Kerakyatan).
Kekuatan nyata eksekutif dilaksanakan oleh perdana menteri yang ditetapkan oleh
kepala negara dan harus dari anggota Departemen Kerakyatan yang memerintah bagi
enam kekuatan mayoritas dari keanggotaan atas saran perdana menteri. Kepala
negara menunjuk kabinet dan departemen lain.
2.
Upaya Membangun Wilayah Melayunisme
Bahasa melayu adalah bahasa Islam. Yakni lahir dari dalam
peradaban muslim di Asia Tenggara. Dalam khazanah kesusastraan Melayu, para
ulama telah membangun dan menggunakan bahasa Melayu-Islam. Watak kedua bahasa
ini telah berpengaruh pada pusaran kebudayaan Melayu dalam lingkungan masyrakat
muslim di Malaysia.[7]
Namun kini, setelah proses latinisasi hampir berhasil, umat islam telah
kehilangan bahasa dan aktivitas tulisan melayu yang dekat dengan Islam (Qur'an).
Ini bisa jadi merupakan indikasi kemerosotan budaya islam akibat tulisan arab
melayu tidak digunakan lagi.
3.
Politik Malaysia Menghadapi Masalah Pattani
Pejuang Pattani memulai pergerakan militernya pada 1389
H/ 1969 M, dibantu saudara-saudara mereka di Malaysia. Di banyak kesempatan,
pejuang Pattani berlindung di Kelantan, Malaysia, yang mayoritas penduduknya
mendukung Partai Islam. Sementara itu Perdana Menteri Malaysia Tunku
Abdurrahman menolak membantu Mujahidin Pattani karena faktor ibunya yang
berasal dari Thailand. Tun Abdul Razak muncul menggantikan Tunku Abdurrahman.
Kaum muslim langsung dikejutkan oleh pernyataan Tun Abdul Razak yang akan
menindak tegas setiap gerakan mujahiddin Pattani.
Pemerintah Malaysia dan Thailand mulai menjalin kerjasama
karena kaum komunis menjadi masalah serius bagi Malaysia dan Mujahiddin Pattani
juga menjadi masalah bagi Thailand. Thailand pun menghentikan bantuannya ke
kaum komunis. Begitu juga Malaysia mencabut dukungan dari kelompok Mujahiddin
Pattani. Sebab itu, gerakan kaum komunis dan munjahiddin Pattani mulai
berkurang. Imbas lainnya, tahun 1397 H/ 1977 M, Partai Islam dikeluarkan dari
Front Kebangsaan Malaysia karena dianggap mendukung Mujahiddin Pattani.
Akhirnya, Malaysia dapat mencapai kesepahaman dengan kaum komunis, sementara
Thailand terus menindak tegas kelompok Mujahiddin di Pattani.
Di Malaysia, sering terjadi konflik di antara etnik
Melayu (56 persen) dengan penduduk lokal asli keturunan Cina (32 persen), juga
dengan etnik Hindu yang populasinya hanya sebesar 10 persen dari keseluruhan
penduduk.
C. Perkembangan dan
Peradaban Islam di Malaysia
Perkembangan Islam di Malaysia ditandai dengan tumbuhnya
institusi-institusi dengan baik hal ini peningkatan kesadaran beragama dalam
sosial keagamaan, politik, ekonomi dan lain-lainnya, sebagai contoh sebuah
oposisi Islam berkembang yaitu organisasi Kesatuan Nasional Melayu (UMNO)
berusaha menyokong oposisi keagamaannya sendiri melalui perekrutan tokoh-tokoh
agama dan berjanji memperjuangkan kepentingan Islam dan Pan-Melayu Islamic
Party (P.M.I.P) yang menjadi juru bicara bagi permusuhan komunitas Muslim
terhadap warga cina dan India. Orientasi keislaman P.M.I.P tidak hanya kepudulian ekonomi
tetap juga kepedulian terhadap Perkembangan Islam.[8]
Malaysia dewasa ini semakin menunjukkan adanya pluralitas keberagamaan
yang dapat memberi perlindugan bagi masyarakat non melayu yang pada umumnya
menganut agama non Islam, sehingga mereka hidup berdampingan satusama lain
tanpa menimbulkan gejolak.
Pada tingkat lokal orang-orang Melayu tampak solid dalam
menyiarkan agama. Sistem pendidikan Islam tradisional tetap bertahan. Pondok,
surau, dan madrasah muncul sebagai pusat pengajaran agama yang sangat penting.
Untuk mendapatkan pendidikan lanjutan di bidang pengetahuan agama, orang masih
tetap harus mencarinya di Timur Tengah. Di tingkat desa kaum ulama tetap
merupakan pimpinan sosial dan keagamaan orang-orang Melayu. Orang-orang Melayu
di Malaka sangat sedikit yang mendapat pendidikan modern yang lebih tinggi. Di
bidang ekonomi, mayoritas orang-orang melayu bermata pencaharian sebagai petani
dan nelayan. Kelas para pedagang melayu tiba-tiba tersingkir. Hanya kaum muslim
yang bersifat kosmopolitan sajalah yang bisa bertahan. Pola perkembangan yang
tidak seimbang antara orang-orang melayu dan orang-orang imigran pun muncul.
Inilah yang memicu dan memacuorang-orang melayu untuk bangkit.[9]
Pada masa pemerintahan Inggris, urusan-urusan agama dan
adat melayu lokal berada di bawah yurisdiksi sultan-sultan dan hal ini diatur
melalui sebuah departemen , sebuah dewan ataupun kantor sultan. Tetapi setelah
1948, setiap negara bagian dalam federasi malaya telah membentuk sebuah
departemen urusan agama. Orang-orang muslim di Malaysia juga tunduk pada hukum
Islam yang diterapkan sebagai hukum status pribadi, dan tunduk pada yurisdiksi
pengadilan agama (mahkamah syariah) yang diketuai oleh hakim agama. Bersamaan
dengan itu, pendidikan agama Islam di Malaysia telah diberi dimensi baru dengan
dibentuknya fakultas-fakultas dan jurusan-jurusan agama di berbagai
universitas.[10]
Di Malaysia, penduduk muslim tidak lebih dari 55 persen
dari seluruh jumlah penduduk. Meskipun tidak semua orang muslim adalah Melayu,
secara konstitusional, orang Melayu mesti muslim.[11]
Peranan Islam dalam politik lebih kentara di Malaysia
terutama di tahun 1980-an. Saat ini merupakan faktor krusial baik di tingkat
nasional maupun lokal. PAS menyatakan dalam kampanye untuk membentuk negara
Islam.[12] Partai ini
mendapat dukungan masyarakatyang cukup besar di negara-negara yang didominasi
muslim seperti Kelantan, Trengganu, Kedah, dan Perlis.
Diantara organisasi Islam lain, Angkatan Belia Islam
Malaysia (ABIM) berada di barisan terdepan dalam mempromosikan citra positif
tentang Islam kepada kaum muslim dan juga masyrakat non-muslim. Darul Arqam di
sisi lain, membentuk gerakan nonpolitik yang bertujuan mewujudkan gaya hidup
sebagaimana dijalankan oleh masyarakat Islam pertama di zaman Nabi Muhammad
SAW. Orang-orang Melayu disengaja ataupun tidak, tetapi memiliki hubungan
baikdengan sesama warga yang nonmuslim.[13]
Partai oposisi Islam dengan lantang meminta syari'ah menggantikan
sistem hukum Malaysia yang berasas Inggris dan menuntut agar Al-Qur'an serta
Sunnah menggantikan konstitusi kafir buatan manusia. Pemerintah telah
menjalankan program Islamisasinya sendiri untuk menghadapi tantangan-tantangan
baru.
Di Malaysia, seperti di banyak negara Muslim lain, Islam
telah menjadi ideologi utama kaum oposisi. Model Barat tak lagi dicari untuk
penyembuhan penyakit-penyakit masyarakat. Bagi para aktivis Islam, suatu
kerangka ideologi baru membentuk dasar kepercayaan dan cara hidup. Keyakinan
ini mencakup:
1.
Islam adalah suatu cara hidup yang luas. Agama itu
terintegrasi dalam politik, negara, hukum dan masyrakat.
2.
Masyarakat Muslim gagal karena mereka meyimpang dari
pemahaman Islam ini dengan cara mengikuti nilai dan ideologi materialistis
sekuler barat.
3.
Pembaruan menuntut suatu revolusi sosial dan politik
Islam yang berinspirasikan Al-Qur'an dan Muhammad, pemimpin gerakan Islam yang
pertama.
4.
Memantapkan kembali peraturan-peraturan Allah,
hukum-hukum sipil yang diilhami Barat harus digantikan hukum-hukum Islam yang
merupakan blue print masyrakat muslim.
5.
Westernisasi masyrakat dikutuk, sementara modernisasi
tidak. Sains dan teknologi diterima, tetapi tunduk pada Islam agar mengawalnya
terhadap infiltrasi nilai-nilai barat.[14]
Kebangkitan Islam di Malaysia bukanlah suatu gerakan
monolitik. Organisasi dan para aktivis Islam berkisar dari moderat sampai
radikal, dari pro sampai anti pemerintah. Ideologi, strategi, dan kegiatan
mereka beragam. ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia) yang moderat, sambil menganjurkan pembentukan suatu negara
Islam, menekankan Islamisasi ummah lebih dulu. Partai oposisi Islam
radikal PAS (Partai Islam Se-Malaysia) menuntut ditegakkannya segera suatu
bangsa Islam dengan Al-Qur'an dan sunnah sebagai konstitusi negara. Pemerintah
dan pendukungnya dicap kafir yang tak punya hak legitimasi untuk memerintah.
Dalam menanggapi tekanan kebangkitan Islam, pemerintah berpeganf pada suatu
kebijaksanaan Islamisasi sendiri, suatu proses langkah demi langkah untuk
menanamkan nilai-nilai Islam dan memperkenalkan lembaga-lembaga berversi Islam
seperti bank, asuransi, dan pegadaian.
Kebangkitan kembali Islam bukanlah suatu fenomena baru di
Malaysia. Islam selalu merupakan suatu kekuatan dalam politik Malaysia.[15] Sejak awal
abad XX, dibawah pemerintahan penjajahan Inggris, arus imigran Cina yang
mendominasi ekonomi setempat, suatu sistem baru tentang hak pemilikan tanah
yang mengusahakan bantuan tanah-tanah luas untuk kepentingan pertambangan Eropa
dan hutan-hutan yang diubah menjadi perkebunan-perkebunan Inggris yang luas,
diperkenalkannya sistem sekolah bergaya Barat untuk menggantikan pondok tua,
sekolah-sekolah berasrama[16], serta ide-ide
penyebaran pembaruan Islam melalui sistem madrasah modern,[17] semuanya
menambah politisasi yang sedang bertambah tentang Melayu dan suatu pencarian
pemecahan masalah keterbelakangan Melayu dan pendominasian oleh penjajah Barat.
Dipengaruhi gerakan modernis Mesir dibawah pimpinan Syed Jamaluddin al-Afghani
dan Syaikh Muhammad Abduh, reformis Melayu memerangi pemerintahan kolonial,
mengritik birokrasi dan menentang kekuasaan konstitusional para sultan dalam
urusan-urusan agama. Mereka menuntut dikembalikannya kemurnian Islam awal dan
perkembangan sistem pendidikan sekunder dan tersier Melayu.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Malaysia
merupakan bagian dari Kepulauan Nusantara yang dikuasai Kerajaan Sriwijaya dan
Majapahit. Islam masuk ke Malaysia dibawa oleh para pedagang dari Gujarat pada
sekitar abad ke-9, bersamaan dengan masuknya Islam ke Kepulauan Nusantara. Pengaruh
Barat masuk bersamaan dengan mendaratnya para pelaut Portugis di pesisir Malaka
pada tahun 1511. Dari sini, mereka meluaskan koloninya ke Kepulauan Nusantara
yang kemudian dikenal sebagai Indonesia.
Islam masuk pertama
kali di Malaysia dibawah oleh pedagang Gujarat sekitar abad kesembilan dengan
pola penerimaan bottom up yang selanjutnya mengalami perkembangan melalui
proses pola top down. Setelah memasuki abad ke-15 Islam di Malaysia mengalami
perkembangan yang signifikan dengan ditandai banyaknya bangunan masjid bahkan
telah dibangun lembaga pendidikan Madrasah Al-Mursyidiyah. Dan awal abad ke-20
dengan ciri khas perkembangan Islam oleh adanya koordinasi sultan-sultan di
setiap negara bagian dalam menegakkan hukum Islam. Setelah masa kemerdekaan perkembangan
pemeluk Islam dari segi kuantitasnya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Masyarakat muslim
Malaysia dengan jumlah besar senantiasa menjalankan ajaran keagamaannya dengan
baik dan benar. Mereka tekun menjalankan ibadah baik yang wajib maupun yang
sunnat, mereka memiliki moralitas yang baik (akhlakul karimah).
B. SARAN
Semoga dengan adanya
makalah yang berjudul tentang “Masuknya Islam dan
Perkembangannya di Asia Tenggara (Negara Malaysia)”
ini bisa menjadi bahan pengajaran untuk kita selaku mahasiswa dan bila ada
kekurangan dari makalah ini, penulis mohon maaf dengan sebesar-besarnya, karena
setiap manusia pasti tidak luput dari kesalahan dan dosa, tapi setidaknya
penulis telah berusaha untuk menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Bagi
pembaca, penulis mohon agar dapat memberikan kritik dan sarannya tentang
makalah ini, supaya hal itu bisa menjadi evaluasi bagi penulis agar menjadi
lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Supriyadi, Dedi, Sejarah Peradaban Islam. Bandung:
CV Pustaka Setia. 2008
Thohir, Ajid, Studi Kawasan Dunia Islam. Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada. 2009
Anwar, Zainah, Kebangkitan Islam di Malaysia. Jakarta:
LP3ES. 1990. Cet. ke-1
A. Ibrahim, Qasim dan Muhammad A. Saleh, Buku Pintar
SEJARAH ISLAM (Jejak Langkah Peradaban Islam dari Masa Nabi Hingga Masa Kini). Jakarta:
Zaman. 2014. Cet. ke-2
Sejarah Peradaban Islam/Islam Di Asia Tenggara_Aqius
Blog.htm (di akses tgl 09 Desember 2014)
Sejarah Peradaban Islam/Perkembangan Islam Di Malaysia_Muhdahlan's
Blog.htm (di akses tgl 09 Desember 2014)
[1] merupakan bagian dari Kepulauan
Nusantara yang dikuasai Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Islam masuk ke
Malaysia dibawa oleh para pedagang dari Gujarat pada sekitar abad ke-9,
bersamaan dengan masuknya Islam ke Kepulauan Nusantara. Pengaruh Barat masuk
bersamaan dengan mendaratnya para pelaut Portugis di pesisir Malaka pada tahun
1511. Dari sini, mereka meluaskan koloninya ke Kepulauan Nusantara yang
kemudian dikenal sebagai Indonesia. Lihat http://www.al-shia.org/html/id/service/Info-Negara-Muslim/Malaysia.htm
[2] Marsal GS Hodgson, The
Ventural of Islam vol. II (Chicago: University of Chicago Pres, 1997), h.
548.
[3]Undang-Undang Federal menyatakan
bahwa Islam adalah agama federasi. Undang-Undang Federal bag. 1, Pasal 3 (1).
Pembahasan tentang hal ini, lihat L.A. Sheridan dan H.E. Grovesd,
"TheConstitution of Malaysia", Malaysia Law Journal, Singapore,
1979, hlm. 35-37.
[7]Syed
Muhammad Naquib al-Attas, Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu, Cetakan
Pertama, (Bandung: Mizan, 1990), hlm. 68. Lihat Nurcholis Madjid, Islam
Agama Kemanusiaan dan Peradaban, Cetakan Pertama, (Jakarta: Paramadina,
1996).
[8]Ira M Lapidus, Sejarah Sosial
Umat Islam : BagianKetiga diterjemahkan Ghufron A Mas’adi dengan judul A
History of Islamic Soietes (Cet. I; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999),
h. 357.
[9]Mohammad Abu Bakar, "Islam
dan Nasionalisme pada Masyrakat Melayu Dewasa ini" dalam Taufik Abdullah
dan Sharon Siddique (Ed.), Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta:
LP3ES, 1989), hlm. 165.
[10]Mohammad Taib Usman,
"Peng-Islaman orang-orang Melayu, Suatu Transformasi Budaya" dalam
Ahmad Ibrahim (Et. al.), Islam di Asia Tenggara, Perspektif Sejarah,
Cetakan Pertama, (Jakarta: LP3ES, 1989), hlm. 95-96. Baca pula Ahmad
Ibrahim, "Menuju Suatu Hukum Islam bagi muslim Malaysia" dalam
Sudirman Teba (Ed.), Perkembangan Mutakhir Hukum Islam di Asia Tenggara,
Studi Kasus Hukum Keluarga dan Pengkodifikasiannya, Cetakan Pertama,
(Bandung: Mizan, 1993), hlm. 91-108.
[12]Bandingkan dengan diskusi-diskusi
politik antara Islam versus nasionalisme di berbagai negara dan lingkungan
elite dan preasure group yang kritis di lingkaran ini.
[13]Baca Darul Arqam, "Gerakan
Fundamentalisme yang Modernis", dalam Ulumul Quran, Jurnal Ilmu dan
Kebudayaan, April-Juni, Nomor 1, 1989, hlm. 63-67.
[14]John L. Esposito, "Islam in
the Politics of the Middle East". Current History (Februari 1986),
hal. 53.
[15]Studi baik yang telah menelusuri peranan Islam dalam
Pembangunan Politik Melayu, lihat Firfaus Haji Abdullah, Radical Malay
Politic: Its Origins and Early Development (Petaling Jaya: Pelanduk
Publications, 1985).
[16]Pondok adalah sekolah agama
berasrama yang tradisonal yang mendominasi sistem pendidikan Melayu pada awal
abad ini. Para santrinya belajar dan shalat di Pondok yang dibangun dalam
kompleks rumah Tuan Guru (guru) dan tinggal di pondok-pondok yang lebih kecil
yang berserakan disekitar dua bangunan utama inki. Sekolah pondok masih dapat
dilihat di wilayah yang banyak persawahan di Kelantan dan Kedah.
[17]Sistem madrasah adalah
perkembangan pondok gaya lama. Perubahan mencolok adalah penekanan yang sama
pada kehidupan duniawi yang bertentangan dengan pondok yang melulu spiritual.
Menurut Firdaus Abdullah, dalam bukunya Radical Malay Politics, Madrasah
menggabungkan penanaman kepentingan dalam hal ihwal dunia dengan bangunan
reformis dan menghilangkan hubungan guru-murid tradisional dan sifat fanatik
yang ada pada sistem pondok. Kombinasi ini selanjutnya akan mendorong siswa
atas hal-hal yang politis sambil membekali motif agama dan sikap kepemimpinan
yang siap pakai.
Semoga berkah dan bermanfaat ya teman.. bisa kok untuk dijadikan sumber sebagai bahan belajar... :)
BalasHapusINGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN NYOMAN DI NMR 0 8 5 1 4 5 2 9 7 1 6 7 JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 7X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
BalasHapusINGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN NYOMAN DI NMR 0 8 5 1 4 5 2 9 7 1 6 7 JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 7X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN NYOMAN DI NMR 0 8 5 1 4 5 2 9 7 1 6 7 JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 7X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
Saya Sangat BerTerima kasih Atas Bantuan Angka Ritual MBAH…Angka MBAH EROK PRANAL Tembus 100%…Saya udah kemana-mana mencari angka yang mantap selalu gak ada hasilnya…sampai- sampai hutang malah menumpuk…tanpa sengaja seorang teman lagi cari nomer jitu di internet…Kok ketemu NomoR MBAH EROK PRANAL..Saya coba beli Paket 4D ternyata Tembus…dan Bagai di sambar Petir..Ternyata Angka Ritual Ghoib MBAH EROK PRANAL…Yang SaYa Minta Tembus 4D…Baru kali ini saya mendapat angka ritual yang benar-benar Mantap…Bagi saudara yang ingin merubah Nasib seperti saya…Anda Bisa CALL/SMS Di Nomer MBAH EROK PRANAL 085 377 797 151.(((Buktikan Aja Sendiri Saudara-Saudari)))
BalasHapus