Provinsi Banten mempunyai peluang ekonomi yang besar karena posisi
geografis dan aset pemerintah daerahnya sangat mendukung. Provinsi ini
memiliki 56 pulau, dan dalam waktu dekat akan memiliki pelabuhan laut di
Bojonegara. Pelabuhan yang tengah dibangun akan dimanfaatkan sebagai
Kawasan Ekonorni Khusus (KEK), melayani jalur bisnis regional dan
internasional di jalur selat Sunda. Selat strategis ini, merupakan
salah satu jalur internasional yang sangat potensial, Selat ini tidak
saja dilalui kapal kapal lokal, tetapi juga kapal kapal tanker yang
menghubungkan Australia dan Selandia Baru dengan kawasan Asia Tenggara
semisal Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Wilayah Banten,
terutama Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang, adalah kawasan
penyangga Jakarta sebagai lbukota Negara. Posisi ini sangat strategis,
dipenuhi oleh pabrik pabrik dan sentra-sentra industri. Tersedianya
infrastruktur yang memudahkan berlangsungnya transaksi ekonomi antar
provinsi, memberikan nilai tambah dalam mempercepat pertumbuhan
ekonominya. Apalagi beberapa pelabuhan laut kecil yang kini
dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas
pelabuhan laut di Jakarta.
Potensi sektor pertanian terus
dikembangkan. Luas lahan panen dan besarnya produksi padi yang
dihasilkan terus bertambah, dari 337.986 ha dan 1.756.037 ton pada 2005
menjadi 364,721 ha, dan 1.812.495 ton pada 2006. Praktik budidaya
selama kurun tahun 2002 2004 semakin membaik, tercermin dari laju
pertumbuhan produksi rata rata lebih tinggi, (11,16% per tahun) dari
laju pertumbuhan lahan panen rata rata (2,33% per tahun). Meskipun laju
pertumbuhan produksi perluas lahan panen untuk jenis tanaman palawija
meningkat, pola dan praktis produksinya relatif belum berkembang. Laju
pertumbuhan rata rata luas lahan panen 2,48% per tahun, namun laju
pertumbuhan rata-rata produksinya hanya 4,08% per tahun, atau dengan
rasio mencapai 1,64%. Di antara semua tanaman palawija, ubi kayu dan
kacang kedelai memiliki rasio laju pertumbuhan produksi rata rata
berbanding laju pertumbuhan luas panen rata rata di angka 1 (masing
masing 1,41 dan 6,75).
Secara rata rata, luas panen tanaman
sayur mayur meningkat dari 13.777 ha pada 2002 menjadi 19,095,13 ha
pada 2005. Dalam kurun waktu yang sama, produktivitasnya menurun, dari
59,71 ton/ha pada 2002 menjadi 7,51 ton/ha pada 2005, Penurunan
produksi karena perubahan variasi minat petani terhadap jenis tanaman
yang diusahakan. Laju pertumbuhan luas panen dalam kurun 2002-2004
bergerak pada angka 17,75% per tahun, namun laju pertumbuhan produksi
pada posisi 0,73% per tahun.
Budidaya ternak meningkat dari
tahun ke tahun, mulai dart sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda,
kambing, domba dan babi. jumlah populasi ternak yang di budidayakan
semakin meningkat antara tahun 2002 2004 dengan rata rata laju
pertumbuhan jumlah dan jenis populasi sebesar 24,97% per tahun.
Persediaan ternak untuk kebutuhan konsumsi daging pada 2004
dibandingkan jumlah ternak yang dipotong menunjukkan tingkat
ketersediaan kebutuhan yang sangat memadai. Khusus ternak sapi, jumlah
populasi yang tersedia pada 2004 hanya 24,25% terhadap ternak yang
dipotong.
Populasi ternak unggas kurun 2003 2005 meningkat
dengan rata rata laju pertumbuhan sebesar 16,70%, meliputi ayam buras,
ayam ras (pedaging dan petelur) serta itik. Laju pertumbuhan ternak
unggas pada 2005-2006 mencapai 14,79%, namun untuk ternak yang
menghasilkan daging (ayam buras dan ayam pedaging) menurunm khusus
periode 2005-2006 karena mewabahnya flu burung.
Provinsi
Banten memiliki kekayaan keanekaragaman hayati berupa flora, fauna dan
tipe ekosostemnya. Sebagian diantaranya jenis dan tipe ekosistem yang
bersifat endemik. Kekayaan tipe ekosiste m yang bersifat endemik.
Kekayaan tersebut sebagian besar terdapat di kawasan hutan dan kebun.
Namun eksistensi kekayaan itu saat ini sedang terancam akibat pencurian
plasma nutfah, penyeludupan satwa, perambahan hutan dan kebun,
perburuan liar, serta perdagangan flora dan fauna yang dilindungu. Luas
kawasan hutan dan kebun mencapai 386.865,83 ha, terdiri kawasan hutan
206.851,44 ha dan kawasan kebun 158.884,13 ha.
Berdasarkan
fungsinya, kawasan hutan terdiri atas 72.295,47 ha hutan produksi,
9.486,06 ha hutan lindung dan 123.905,3 ha hutan konservasi. Kawasan
konservasi terdiri dari Taman Nasional Ujung Kulon seluas 120.551 ha,
berupa kawasan hutan konservasi seluas 76.214 ha, sisanya merupakan
kawasan taman/perairan laut seluas 44.337 ha, Taman Nasional Gunung
Halimun seluas 42.925,15 ha, masuk ke dalam wilayah administratif
Kabupaten Lebak, sedangkan sisanya masuk ke dalam wilayah administratif
Kabupaten Bogor dan Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Cagar Alam seluas
4.238 ha dan Taman Wisata seluas 528,15 ha.
Perusahaan yang
terlibat mengeksplolasi kawasan hutan produksi dibagi dalam
kapling-kapling, sesuai dengan kapasitas perusahaan dan permintaan
pasar. Pengusahaan hutan Jati, seluas 37.791,96 ha, Meranti 13.039,22
ha, Mahoni 25.462,69 ha, Damar 22.139,85 ha dan Akasia Mangium 9.466,12
ha.
Taman Nasional Ujung Kulon merupakan kawasan konservasi
dunia karena memiliki potensi keanekaragaman hayati, baik flora, fauna
maupun berbagai tipe tumbuhan khas lainnya. Taman ini juga merupakan
perwakilan tipe ekosistem hutan hujan daratan rendah yang tersisa dan
terluas di Pulau Jawa. Gejala alamnya yang unik serta panoramanya yang
asri dan alami merupakan kesatuan ragam alamiah yang mempesona bagi
kegiatan wisata alam. Di dalarnnya terdapat badak bercula satu
(Rbinoceros sundaicus), satwa spesifik eudemik dan langka. Provinsi
Banten juga memiliki Cagar Alam Rawa Danau‚ suatu kawasan penyedia air
baku dan satu-satunya reservoir air di bagian barat provinsi ini.
Satu hal yang patut dibanggakan, provinsi ini memiliki kawasan
konservasi kaum Baduy seluas 5,136,58 ha. Luas areal perkebunan mencapai
158.884,13 hal terdiri perkebunan rakyat 142.965,31 ha, perkebunan
besar swasta (PBS) seluas 6.337,04 ha dan perkebunan negara (PTPN)
seluas 9,581,78 ha. Komoditas kelapa ditanam di atas tanah seluas
81.601,61 ha, kebun karet seluas 22.751,35 ha, kebun kakao seluas
5.183,77 ha, seluas 14.075,28 ha, kebun kopi seluas 8.590,00 ha, kebun
cengkeh seluas 13.387,00 ha dan kebun aren seluas 2.367,58 ha.
Kenerja sektor perikanan mencakup perikanan tangkap (laut dan perairan
umum) dan perikanan budidaya (laut, tambak, kolam, sawah, keramba,
jaring terapung). Produksi perikanan hingga 2004 mancapai 76.324,05 ton
dengan nilai Rp 538.130 miliar, menurun dibanding produksi tahun 2002
mencapai 87.279,40 ton dengan nilai produksi Rp 588.101 niliar, karena
pengaruh menurunnya produksi perikanan tangkap hingga sebesar 2,95%.
Kontribusi perikanan tangkap terhadap total produksi perikanan mancapai
70,98%, dengan milai produksi sebesar 54,24%. Sedangkan kontribusi
perikanan budidaya sebesar 29,02% dengan nilai produksi 45,76%.
Potensi sumber daya perikanan tangkap laut tersebar di Laut Jawa, Selat
Sunda, dan Samadera Indonesia. Pengembangan perikanan tangkap masih
terkonsentrasi di Laut Jawa dan Selat Sunda. Potensi sumber daya
perikanan tangkap masih besar, tercermin dari produksi tahun 2005 yang
hanya 58.753,11 ton, atau baru 76,98% dari potensi di wilayah perairan
Kabupaten Pandeglang yang mencapai 92.971 ton.
Produktivitas
usaha perikanan budidaya masih perlu ditingkatkan, karena mininya
produktivitas budidaya tambak pada 2005, yang baru mencapai 0,87 ton/ha
dan budidaya ikan di sawah mencapai 0,72 ton/ha. Produksi budidaya
laut memberikan kontribusi12,91% terhadap produksi perikanan budidaya
atau 3,74% terhadap total produksi perikanan. Potensi sumber daya
perikanan budidaya masih berpeluang untuk dikembangkan, misalnya
budidaya laut (KJA dan rumput laut) di Pantai Utara dan Pantai Barat.
Lahan tambak hingga tahun 2005 baru dimafaatkan 10.970,70 ha atau 79,7%
dari total potensi 13.768,9 ha, atau 6,18% dari 84.315,40 ha. Untuk
mengembangkan kolam budidaya ikan, baru 1.280,76 ha yang termanfaatkan.
Belum maksimalnya produksi ika, hingga tahun 2005 baru 86.531,14 ton,
dibanding besarnya jumlah penduduk mencapai 9.083.144 jiwa, membuat
kebutuhan lokal terhadap ikan belum terpenuhi. Namun unuknya, produk
perikanan provinsi ini sudah merambah pasar luar negeri dalam kapasitas
terbatas dengan tujuan Jepang dan Amerika.
Sumber: Indonesia Tanah Airku (2007).
Post by : Iva Rustiana
Saya sangat berterimakasih kepada
BalasHapuskakak ipar saya yang berada
di PADEMANGAN Jakarta utara.
Sewaktu saya ke Jakarta saat
Ben-Ceng ( Sembahyang leluhur ),
saya di beritahukan
sama Kakak Ipar saya,
katanya "AKI ANGEN NYOMAN" Bisa memberikan
Angka Jitu hasil Ritual di jamin tembus....
Semula saya sangat ragu sekali, sehingga
menurut saya kurang masuk logika.
Akan tetapi paktor
kemiskinan dan bosan hidup susah
sekeluarga selama bertahun-tahun,
Namun di yakinkanlah oleh Kakak Ipar saya
yang ternyata secara diam-diam
saya langsung menghubungi "AKi ANGEN NYOMAN
DI NO (085 145 297 167)
meminta angka jitu SGP 4D.
Sungguh suatu mengejutkan dan hampir
saya tidak percaya, Ternyata nomor togel SGP 4D
yang saya minta benar-benar tembus.
Sampai-sampai saya mengeluarkan Air mata.
Saya sangat terharu,